Imam Syafi'i Khatamkan Al-Quran Sebanyak 60 Kali Setiap Ramadhan
Hai hai hai kawan-kawan, tanpa terasa hari ini kita
sedang berada dalam hari kelima bulan Ramadhan nich, Oh... iya sebagaimana kita
ketahui bersama bahwasanya bulan Ramadhan & Al-Quran adalah
merupakan dua anugerah yang tak ternilai yang diberikan oleh Allah Taala kepada kita umat muslim khususnya. Keduanya saling menyempurnakan, seakan tak bisa terpisahkan. Ada ikatan hakikat dan fisik antara Al Quran dengan
Ramadhan. Ikatan tersebut adalah Allah mewahyukan Al Qur’an di bulan Ramadhan,
juga mewajibkan siam (puasa).
Bagi Allah, membaca Al-Quran adalah ibadah paling utama di bulan suci Ramadhan ini, sebab dengan membaca membaca Al Qur’an kita mendapatkan banyak pahala kebaikan.
Dipilihnya Ramadhan menjadi bulan
puasa merupakan sebab Al Quran diturunkan pada bulan suci ini. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa kitab-kitab Allah yang
diturunkan kepada nabi-nabi yang lain terdahulu juga diturunkan pada bulan suci Ramadhan.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Al Quran ini adalah hidangan
Allah. Jadi, terimalah hidangan ini sesuai
dengan kemampuanmu. Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya
yang terang benderang, obat yang bermanfaat. Yang dilindungi adalah mereka
yang berpegang teguh padanya, dan keamanan adalah bagi mereka yang
mengikutinya. Jika menyimpang maka terungkap, mukjizatnya tidak terputus,
tidak ketinggalan zaman karena sering diulang-ulang. Membacanya karena
Tuhan akan memberi pahala pembacaan Anda masing-masing dari sepuluh surat
kebaikan. Saya tidak mengatakan alif lam mim satu huruf, tapi alif satu
surat, lam satu huruf dan mim satu huruf. " (HR. Al Hakim)
Imam As Syafi'i mengkhatamkan Al-Quran 60 kali selama bulan Ramadhan,
setelah itu dia membaca dalam sholat tarawih. Imam Abu Hanifah juga
melakukan hal yang sama. Beberapa orang shaleh memiliki khatam-an setiap minggu dan beberapa khatam-an setiap 10 hari.
Ibn Abdul Hakam menceritakan tentang
Imam Malik. katanya “Saat memasuki Ramadhan, lazimnya Imam Malik meninggalkan bacaan
hadits dan musyawarah untuk mengkhususkan membaca Al-Quran dengan melihat mushaf. Dia
berkata, "Ini adalah bulan Al-Quran, tidak pantas memiliki kata
sibuk dari Al-Quran."
Hal serupa juga dikerjakan oleh Imam Ahmad. Konon Imam
Ahmad bin Hambal waktu masuk bulan suci Ramadhan menutup rapat fatwanya & duduk di masjid untuk berdzikir dan
mengaji. Sedangkan Az-Zuhry Rohimahullah, ketika memasuki bulan suci Ramadhan, beliau berkata, "Ini
adalah bulan mengaji dan bulan memberi makan (untuk orang yang membutuhkan)"
Orang-orang shaleh tidak hanya menyelesaikan Al-Quran melalui bacaan mushaf. Sebagian dari mereka biasa menyelesaikan Al-Quran dalam doa setiap 3 malam. Sebagian lagi setiap 10 malam. Diantaranya adalah Abu
Raja 'Al Atharly Rohimahullah.
Imam
Sayyidina Ali
bin Abi Thalib Rodhiyallahu ‘Anha pernah berkata, "Ketahuilah bahwa tiada kebaikan dalam
lbadah melainkan dengan ilmu, tiada yang baik dalam ilmu kecuali
dengan pemahaman, dan tiada yang baik dalam membaca Al-Quran kecuali dengan tadabbur."
Asy Syahid Sayyid Quthb mengatakan
dalam muqodimmah tafsirnya, “Hidup dalam naungan Al-Quran adalah berkah. Sebuah
bantuan yang hanya diketahui oleh mereka yang telah mencicipinya. Nikmat
yang akan menambah usia, memberkati dan menguduskannya.
Sebagaimana dikatakan Imam Al
Maraghi, “Ada dua kenikmatan di bulan Ramadhan, yakni nikmatnya membaca Al-Quran dan nikmatnya berpuasa. Keberkahan
ilmu dan cahaya (nur) serta tuntunan yang diperoleh dari membaca Al-Quran, dan keberkahan sarana untuk
menerima penghargaan ini diperoleh dari (bulan) puasa. "
Memperbanyak membaca Al Qur’an dan atau
mentadabburinya di bulan suci ini adalah dua hal yang bisa kita padukan. Atau mengkhususkan salah
satunya. Semua akan berpahala besar sebagai penyempurna ibadah puasa diri kita.
Bagi seorang Muslim, di bulan
Ramadhan mengumpulkan dua jihad atas dirinya; jihad di siang hari untuk
berpuasa, dan jihad di malam hari untuk berdoa dan mengaji. Barangsiapa
mengumpulkan 2 jihad ini, dan memenuhinya sambil bersabar,
maka pahala akan terpenuhi tanpa batas.
Ka'ab bersabda, “Di hari kiamat
nanti akan ada teriakan,” Sesungguhnya setiap orang yang menanam akan diberi
apa yang ditanamnya dengan tambahan, hanya para ulama Alquran dan puasa yang
akan diberi pahala tanpa batas. “
Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin untuk
lebih dekat dengan Allah Taala melalui
pembacaan Alquran. Waktu terus berputar & tidak akan pernah kembali. Jangan sampai kita menyesal,
karena kita belum pernah berinteraksi dengan Al-Quran, yang di bulan Ramadhan akan menjadi ladang amal kita yang menakjubkan dan mendapatkan berkah dari Allah Taala. Amin Yaa Robbal ‘Alamin